Aku terlahir sebagai perempuan dengan segala kekurangan yang terlalu lama mengendap dalam diri. Kini aku mencoba berbagi atas segala kisah yang sempat hinggap dan takkunjung pergi ataupun yang hanya bersinggah kemudian berlalu.
Rabu, 20 Agustus 2014
DUNIA NUKLIR
Sebuah kisah bermula sejak dua mata magnet bertatap dalam keramaian langit sendu. Kehangatan terangkai satu demi satu setelah melahap pertempuran panjang dalam kemurkaan penghuni negeri ini. Rasa hangat yang meresap dalam sanubari nafas menyebar menjadi virus pesakitan yang abadi. Meleburkan rasa dahaga di padang sahara yang miskin aroma. Di sebuah bangunan tua yang penuh pertentangan antara dedikasi, ideologi dan kenistaan, terbentuklah atom-atom bermuatan positif dan negatif. Kala itu senja. Ia menjadi saksi kedua magnet bertemu, menimbulkan tarikan dan tolakan yang tak menentu. Pertemuan itu menjadikan bangunan tua terlihat berdenyut dan memiliki kehidupan. Denyutan yang terkadang membesar-mengecil bahkan berubah-ubah warna sepanjang waktu. Pagi. Biru. Siang. Hijau. Kuning. Merah. Malam. Hitam. Hitam. Biru. Menjadi lautan atom yang memberi warna cakrawala bangsaku.
NUKLIR
Begitulah atom-atom itu membentuk sebuah nuklir yang mampu meledakkan seantero jagat raya. Menyapu bersih muatan-muatan yang mampu menghirup elektron dalam diri atom. Nuklir tidak sendirian. Nuklir memiliki unsur-unsur yang membentuk dirinya. Ada 7 komponen nuklir. Saya namakan ketujuh atom itu dengan nama Atom R, Atom Y, Atom W, Atom D, Atom O, Atom M, dan Atom U. Mereka memiliki energi masing-masing dengan muatan yang beranekaragam. Landasan seperti itu telah menciptakan suatu nuklir yang kokoh.
Setiap atom dalam nuklir ini memiliki jenis kelamin dan kepribadian layaknya makhluk hidup. Atom-atom ini terdiri atas 3 perempuan dengan 4 laki-laki yang mengelilinginya. Atom R memiliki paras yang dewasa. Hal itu memang berkaitan dengan kepribadiannya yang cukup dewasa. Ia dikenal sering sekali menghamburkan energi listrik di manapun ia berada. Hal itu menjadikannya terlihat kuat dan kokoh. Akan tetapi, ia sangat rapuh. Terkadang ia bisa menjadi tempurung yang sangat rapat hingga sulit untuk kami sentuh. Atom kedua adalah Y. Atom ini berjenis kelamin perempuan. Ia memiliki bentuk tubuh yang tipis dan sangat rapuh. Tubuhnya sangat sensitif terhadap segala hal yang ada di sekitarnya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak oleh orang lain sekalipun. Ia terlihat mampu membaur dengan segala muatan. Padahal, ia hanyalah menutupi apa yang seharusnya tertutupi. Sepanjang waktu ia senantiasa mengeluarkan desisan-desisan panjang yang menciptakan suasana chaos di sekitarnya. Begitu juga perempuan yang terakhir, yakni Ma+W. ia memiliki salah satu keunikan, yakni magic body. Awalnya hanya hand yang melekat di tubuhnya. Seiring berjalannya waktu, hand menguasai body-nya mengakibatkan chaos yang lebih besar dibandingkan yang diciptakan oleh kedua atom perempuan itu.
Ketiga atom perempuan itu tidak dapat menjadi nuklir anpa keempat atom yang lain. Kali ini keempat atom ini berjenis kelamin laki-laki. Berbeda halnya dengan ketiga atom perempuan yang memiliki karakter hampir sama, keempat atom ini memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Tapi satu hal yang menjadikan mereka patut untuk disayangi, yakni sikap mereka yang sangat meneduhi ketiga atom itu.
Atom Ke+A. Atom yang satu ini memiliki tubuh yang tipis dengan bentuk yang agak tinggi. Tubuhnya dilapisi secarik kertas berwarna putih. Walaupun kertas itu sudah bercampur dengan kilauan kabut matahari. Ia memiliki mata layaknya manusia. Matanya dapat membaca setiap detik pikiran yang bergerak. Telinganya dapat mendengar dalam kegelapan yang pekat. Pikirannya terus terolah dengan racikan ayam goreng yang sangat lezat. Ia membisu dalam pemikiran yang kalut. Ia bersitatap dalam komunikasi. Kebisuan dan canda menjadi langit dan bumi. Ia memiliki pola gerak yang lembut dan menyenangkan. Hal pertama yang terlintas ketika memandang tubuhnya adalah rasa dingin yang menjalar ke ulu hati.
Atom Alm+W. Atom kali ini memiliki dunianya sendiri. Itulah hal pertama yang tertangkap ketika bersitatap dengannya. Akan tetapi, ia dapat membentangkan matanya untuk menenangkan mata yang lain. Ia menjadi benang merah di antara rajutan malam yang tak nampak. Ia menciptakan cahaya ketika matahari kehilangan warna. Ia menciptakan warna ketika pelangi kehilangan kecantikannya. Pemikirannya terkadang membingungkan, tetapi itulah pilihannya. Ia memiliki pola gerak yang sama dengan Atom Ke+A. Lembut dan menyenangkan. Ia menjadi batu yang siap diam tanpa kedipan.
Atom Pi+M. Atom kali ini memiliki lapisan lebih tipis dibandingkan Atom Ke+A. Atom ini mampu membaur dengan atom yang baru dalam lingkungan yang berbeda. Pola pikirnya bergerak bersama dengan keberadaan di mana ia berada. Ia tidak liar. Tapi ia mampu menjadi liar apabila ia berada dalam keliaran. Pembawaannya yang lincah dan serangannya yang terkadang sangat gesit menjadikan ia terlihat sangat menjengkelkan. Walaupun demikian, ia memiliki jiwa.
Atom Mi+Md. Atom kali ini sangat sulit untuk ditebak. Atom ini memiliki pancaran yang berbeda dibandingkan ketiga atom sebelumnya. Tubuhnya dilapisi kilauan matahari yang terkadang mampu membakar hal-hal di sekitarnya. Terkadang ia sangat kokoh, tetapi ia pun bisa menjadi sebatang korek api yang sangat rapuh. Pola geraknya sangat gesit dengan keliaran yang melekat dalam dirinya. Ia sering mengeluarkan letupan-letupan pisau dari sarang fon-nya. Akan tetapi, ia adalah ia. Sebuah atom yang memiliki jiwa.
Keempat atom ini memiliki pola gerak dan kepribadian yang berbeda-beda. Akan tetapi, mereka memiliki satu hal yang sama. Jiwa.
Ketujuh atom ini dipertemukan dalam nuklir. Nuklir yang berdiri kokoh di antara ribuan serdadu perang yang ingin berperang. Nuklir selalu menjadi bahan perbincangan para serdadu lemah yang sembarang menyerang. Kami adalah nuklir! Begitulah atom-atom dengan bangga mengutarakan keberadaannya. Nuklir menjadi olokan para kaum kapitalis. Nuklir diagungkan para kaum proletar. Proletar menjadi nafas berdirinya nuklir dan kapitalis menjadi senjata nuklir bergerak. Semuanya memiliki tempat. Nuklir tidak menghabiskan waktu. Tapi waktu lenyap bersama hembusan nuklir. Semuanya bergulir. Bersama sang mata, telinga, pikiran. Positif negatif dalam samudera matematika. Menenggelamkan nuklir ke dalam arus balik yang tak balik. Semua dalam keabstrudan. Semua gelap. Nuklir pun gelap. Tapi terang.
Suatu ketika nuklir pecah. Menjadi puingan yang tak utuh kembali. Ketiga komponen atom menciptakan nuklir sendiri dengan perisai yang semakin lama semakin kokoh. Hal itu menjadikan keempat atom kehilangan kendali. Nuklir tidak boleh hancur! Nuklir adalah kesatuan dan akan bersatu. Tidak ada perpecahan. Akan tetapi, semua itu hanyalah asa belaka. Semua telah terbentuk. Nuklir kini membelah diri. Ketiga atom meradang dan menghancurkan segala hal di sekitarnya. Satu atom mulai menunjukkan keahliannya. Menjadi benang merah dan memancarkan mata penenang. Atom E+A pun mulai lelah dan menyerah. Tapi semua itu tidak menghapuskan emosi kedua atom yang ada. Atas pandangan atom Au+W, atom Pe+T, dan atom Pe+W mulai bangkit dan memancarkan energi-energi elektron ke sekelilingnya. Hal ini menjadikan suasana lebih tenang dan berwarna.
Ketika bintang tersenyum di langit kelam, perlahan elektron mulai melekatkan diri. Ketujuh atom dipertemukan dalam satu suasana di tengah kegentingan hati para manusia. Mulailah energi-energi positif negatif menyerbu satu titik di mana keberadaan nuklir memperkuat kekokohan umat. Semuanya telah kembali. Perisai telah runtuh dan nuklir telah tersenyum. Semua melekat dalam keabadian yang fana.
31 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar