Aku terlahir sebagai perempuan dengan segala kekurangan yang terlalu lama mengendap dalam diri. Kini aku mencoba berbagi atas segala kisah yang sempat hinggap dan takkunjung pergi ataupun yang hanya bersinggah kemudian berlalu.
Rabu, 20 Agustus 2014
RESENSI PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI
RESENSI PERAHU KERTAS
KARYA DEWI LESTARI
Judul Buku : Perahu Kertas
Pengarang : Dee/Dewi Lestari
Editor : Hermawan Aksan
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : XIII, Maret 2012
Tebal Buku : xii + 444 halaman, 20 cm
ISBN : 978-979-1227-78-0
Harga : Rp. 69.000,00
Perahu Kertas adalah karya Dewi Lestari atau yang biasa disapa Dee terbitan Bentang Pustaka, Yogyakarta. Dee sudah menerbitkan banyak sekali karya yang hampir semua karyanya mampu memikat pembaca, tidak terkecuali novel Perahu Kertas. Novel ini adalah novel kelima Dee yang diluncurkan setelah trilogi Supernova dan Rectoverso yang kemudian menyusul Supernova keempat pada tahun 2012. Perahu Kertas mengangkat tema cinta, baik cinta terhadap keluarga, sahabat, maupun kekasih. Novel ini memiliki halaman sebanyak xii + 444 halaman dengan tebal buku 20 cm.
Novel Dee yang satu ini berbeda dengan novel-novel Dee sebelumnya. Kalau kita sudah mengikuti perjalanan Dee dimulai dari Supernova pertama hingga terakhir, mungkin kita akan berpikiran bahwa novel ini bukan “Dee banget!”. Hal itu terjadi karena novel ini menggunakan gaya penceritaan penulis remaja pada umumnya, sedangkan karya-karya Dee sebelumnya penuh dengan istilah-istilah sains di dalamnya. Akan tetapi, setelah menyelami lebih dalam novel ini, kita akan menemukan tulisan Dee yang sebenarnya, yakni sarat akan makna dan berisi. Perahu Kertas adalah karya Dee yang lebih ringan dibandingkan dengan Supernova, tetapi lebih berat dibandingkan dengan teenlit.
Perahu kertas adalah produk nekat yang diciptakan oleh Dee. Novel setebal 444 halaman ini dikerjakan selama kurang lebih 55 hari! Akan tetapi, waktu yang singkat itu tidak menghilangkan keindahan gaya penulisan Dee yang menyenangkan namun sangat inspiratif dan edukatif.
Perahu Kertas mengisahkan mengenai tokoh Kugi dan Keenan. Dua manusia yang memiliki bakat serta kelakuan yang berbeda. Kugy, adalah gadis yang sangat unik dan aneh. Ia memiliki sejuta mimpi dan tidak takut untuk mengejar mimpinya. Ia sangat mencintai dongeng, bahkan sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi juru dongeng. Ia sangat giat menggapai impiannya dengan selalu membuat cerita dongeng, baik tulis tangan maupun ditik, dan disimpan dalam kotak harta karun pemberian Karel, kakaknya. Ketika Kugy masih kecil juga ia sudah membuka taman bacaan di kompleknya dan menyandang status pemilik taman bacaan termuda di kompleknya.
Keenan, lelaki pendiam dan penggiat seni, khususnya di bidang seni lukis. Ia sangat gemar melukis, bahkan melukis sudah menjadi bagian hidupnya. Naas, ayahnya tak menyetujui bakat yang dimiliki Keenan muncul ke permukaan. Keenan dipindahkan ke rumah neneknya di Amsterdam, Belanda. Hanya selama enam tahun, sesuai dengan perjanjian yang diberikan ayahnya kepada Keenan. Ketika waktu yang telah ditentukan tiba, Keenan terpaksa harus kembali ke Jakarta. Di Jakarta, ia harus rela mengubur dalam-dalam cita-cita dan impiannya menjadi pelukis. Ia tak bisa melukis lagi seperti di rumah neneknya. Bahkan ia harus terus-menerus mengikuti keinginan ayahnya untuk kuliah di Bandung jurusan Manajemen, menjadi seorang businessman dan meneruskan perusahaan ayahnya. Hal yang sangat tidak diinginkan oleh Keenan. Akan tetapi, ia berusaha sabar dan menekan dalam-dalam keinginannya. Ia tak ingin membuat ayahnya marah dan menimbulkan perpecahan di keluarganya.
Pada saat yang sama, Kugy pun baru lulus SMA dan ia akan kuliah di Bandung. Ia akan tinggal bersama Noni, sahabatnya sejak kecil. Kecintaannya terhadap dongeng, menyebabkan Kugy mengambil jurusan Sastra. Kugy selalu tahu apa yang diinginkannya dan ia tidak takut untuk menggapainya. Pada suatu hari, Eko, pacar Noni sekaligus sahabat Kugy, mengajak Kugy dan Noni ke stasiun untuk menjemput sepupunya dari Jakarta. Terjadilah pertemuan itu. Ternyata sepupu Eko adalah Keenan. Untuk pertama kalinya Kugy bertemu dengan Keenan dan sejak saat itu pula ternyata mereka sudah saling jatuh cinta. Kugy mengagumi segala hal yang ada dalam diri Keenan, begitu juga sebaliknya. Sejak saat itu, tanpa menyadari perasaan masing-masing, mereka berdua bersama Eko dan Noni menjadi empat sekawan yang selalu bersama.
Semua keindahan itu tidak bertahan lama. Dalam kelompok mereka, hanya Keenan yang jomblo. Hal itu memicu Eko dan Noni untuk mencarikan pasangan bagi Keenan. Mereka tidak mengetahui bahwa Kugy mencintai Keenan karena saat itu Kugy memiliki Ojos, pacarnya. Akhirnya, Keenan akan dijodohkan dengan sepupu Noni yang sedang kuliah di Melbourne bernama Wanda. Wanda adalah gadis yang sangat cantik bahkan mendekati kata “sempurna” untuk seorang gadis. Ia juga seorang korator, cocok sekali dengan Keenan yang pelukis. Noni pun menceritakannya pada Kugy. Kugy yang mendengarnya menjadi sangat sedih dan terpuruk. Sejak saat itu ia menjauhkan diri dari Eko, Noni, terutama Keenan. Ia tidak ingin merusak segalanya. Ia menahan semuanya sendirian, tanpa ada yang tahu bahwa betapa rapuhnya perasaan Kugy. Karena hal itu, Kugy mencari kesibukan di Sakola Alit, sekolah khusus bagi anak-anak tidak mampu di daerah Bojong Koneng. Karena itu pula, hubungan Kugy dengan Ojos, pacarnya selama hampir tiga tahun yang sebenarnya bernama Joshua menjadi renggang dan akhirnya putus. Karena itu pula, Kugy tidak hadir di acara ulang tahun Noni dan membuat Noni sangat kecewa sehingga memutuskan untuk menjauhi Kugy. Lengkap sudah penderitaan Kugy. Tanpa sahabat, tanpa kekasih, sendiri.
Semua masalah yang tertanam dalam hatinya mendorong Kugy untuk sesegera mungkin lulus kuliah. Bahkan ia menyelesaikan kuliahnya kurang dari empat tahun! Ia segera kembali ke Jakarta dan atas bantuan Karel, Kugy berhasil mendapatkan pekerjaan di AvoCaDo, perusahaan biro iklan. Kugy magang sebagai copywriter. Atasannya bernama Remi, teman Karel yang sangat tampan dan cerdas. Diam-diam Remi mengagumi sosok Kugy yang unik, aneh, sangat bersemangat, apa adanya, dan cantik. Sejak saat itu mereka semakin dekat. Suatu hari, Remi menyatakan cinta pada Kugy. Kugy menyadari bahwa ia harus bangkit dari masa lalu. Ia pun menerima cinta Remi dan berusaha mencintainya.
Jauh sebelum Kugy bertekad untuk segera lulus kuliah, Wanda yang semakin lengket dengan Keenan tidak sabar menunggu pernyataan cinta dari Keenan dan akhirnya ia yang mengatakan cinta duluan. Keenan yang mengagumi Wanda karena kebaikan hati, perhatian, serta kecantikannya menerima cinta itu tanpa tahu resikonya. Selama mereka berpacaran, tak pernah sekalipun Keenan mengatakan kata cinta pada Wanda. Seolah-olah hanya Wanda yang berharap dan berjuang demi mempertahankan cintanya.
Ayah Wanda adalah pemilik galeri Warsita, galeri terkemuka di Jakarta berhasil dibujuk Wanda untuk memasukkan lukisan Keenan ke galeri. Akhirnya, lukisan Keenan masuk ke galeri dan dibeli oleh empat orang yang berbeda, tetapi atas satu nama, yakni Wanda. Mengetahui hal itu, Keenan sangat putus asa. Ia memutuskan untuk pulang ke Ubud, Bali dan tinggal bersama Pak Wayan. Disana ia banyak merenung. Berbekalkan buku dongeng Kugy yang berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”, Keenan berhasil bangkit dan menghasilkan banyak sekali karya. Pembeli pertama lukisan Keenan adalah Remi yang ternyata adalah kekasih Kugy. Ketika mengetahuinya, Keenan sangat terpukul ditambah ia mengetahui bahwa Kugy sangat mencintai Keenan. Akan tetapi, karena ia sangat menghormati Remi, ia pun memutuskan untuk menyerahkan Kugy pada Remi.
Di lain pihak, Kugy sedang mengadakan liburan dengan rombongan kantor dan Remi ke Bali. Mereka berdua memisahkan diri dari rombongan dan pergi ke tempat galeri langganan Remi, yakni tempat Keenan. Akan tetapi, Kugy lebih berminat untuk berkeliling di sekitar pura dan memotret hal-hal yang ada di pura. Ketika itu, Luhde, kekasih Keenan di Ubud sedang melakukan upacara doa di pura. Bertemulah Kugy dan Luhde tanpa mengetahui siapa yang berhadapan dengannya. Kugy diam-diam mengagumi sosok Luhde yang bagaikan malaikat turun dari langit. Ia langsung menyayangi Luhde. Kugy tidak tahu bahwa Luhde mengetahui kalau Kugy adalah wanita yang selalu dicintai Keenan. Setelah kembali ke Jakarta, suatu hari, Kugy mengetahui bahwa gadis itu adalah kekasih Keenan dan ia mulai menyerah. Ia mengikhlaskan cintanya pada Keenan kandas dan menyerahkan Keenan pada Luhde.
Suatu hari, Luhde menyadari bahwa ia selalu hidup di bawah bayang-bayang Kugy. Ia tak akan pernah mendapatkan cinta Keenan. Akhirnya, ia menyerah dan melepaskan Keenan. Begitu juga dengan Remi. Tanpa sengaja ia membaca surat yang ada di halaman belakang buku dongeng pemberian Kugy dan mengetahui bahwa Keenanlah lelaki yang sangat dicintai Kugy. Akhirnya, Remi merelakan Kugy untuk bersama Keenan. Kisah ini berakhir dengan Kugy yang sedang menenggelamkan perahu kertas terakhirnya untuk Dewa Neptunus. Kugy juga sudah mengandung anak dari Keenan.
Perahu Kertas mengusung tema mengenai cinta, baik cinta terhadap keluarga, persahabatan, maupun kekasih. Di dalamnya menyajikan cerita yang sarat akan makna. Penggunaan bahasa yang ringan menjadi kelebihan dari novel yang satu ini. Novel ini mengajarkan kita mengenai arti hidup, bagaimana harus menyikapi suatu masalah sepelik apa pun. Melalui Kugy dan Keenan, pembaca dihadapkan pada sosok-sosok yang berani menggapai impian mereka walaupun hambatan yang harus dilewati sangatlah berat. Bahkan larangan dari keluarga dan orang-orang di sekitar tidak mampu menghentikan mereka untuk menggapai impian mereka. Melalui Remi dan Luhde, pembaca dihadapkan pada sosok-sosok yang berjiwa besar, yang dengan tulus merelakan cinta mereka demi kebahagiaan pasangannya. Melalui Eko, pembaca dihadapkan pada satu sosok yang bijaksana. Eko tidak pernah membeda-bedakan antara Kugy dan Noni. Hal itu terlihat ketika Kugy dan Noni sedang bertengkar. Eko dengan bijaksana bersikap netral dan berada di kedua pihak. Melalui tokoh Noni, pembaca dihadapkan pada sosok yang penyayang dan tidak perhitungan. Noni rela melakukan apa pun demi Kugy. Walaupun ia sempat melakukan kesalahan dengan menjauhi Kugy.
Semua tokoh yang ada dalam novel ini telah mengajarkan pembaca mengenai arti kehidupan. Memandang realita dan bangkit dari keterpurukan. Selain itu, diajarkan pula nilai-nilai sosial yang tinggi. Dalam novel ini juga, pembaca diajarkan untuk tidak melihat seseorang dari sampul depannya saja dan harus lebih berhati-hati lagi ketika mempercayai seseorang. Masih banyak lagi hikmah kehidupan yang dapat dipetik dari novel ini.
Perahu Kertas memiliki alur yang menarik. Dee tidak mudah terpancing untuk terlalu lama melekat ke masa lalu. Ia hanya menggambarkan masa lalu secara sekilas saja. Jalan cerita yang menyentuh karena kata-kata yang digunakan Dee sangatlah hidup membuat pembaca seolah-olah ikut berperan dalam cerita. Pembaca seolah-olah diajak ke dunia Kugy dan Keenan yang penuh akan lika-liku kehidupan. Tersenyum, tertawa, menangis, kesal, curiga, cemburu, marah, hingga akhirnya merasa sakit yang luar biasa turut dirasakan oleh pembaca ketika menyelami novel ini. Inilah salah satu keunikan semua karya-karya Dee yang mempu memberikan nyawa bagi setiap ukiran kata-kata yang terlentang dalam lembaran kertas ini.
Dalam novel ini, Dee memulai kisahnya dengan keberadaan Keenan di negeri Belanda tepatnya di Amsterdam, lalu lanjut ke Jakarta, kemudian ke Bandung, dan Ubud-Bali. Nama-nama tersebut memiliki nilai tersendiri. Dee sering menyelipkan beberapa paragraf bahkan mungkin halaman untuk menggambarkan tempat-tempat tersebut. Melalui tulisan Dee, tergambar dalam benak pembaca mengenai keindahan Ranca Buaya, Pantar Ubud, Pantai Ancol, Amsterdam, dan tempat-tempat indah lainnya.
Novel Perahu Kertas memang hampir mendekati kata sempurna. Dilihat dari kemahiran Dee menuliskan cerita hingga tokoh-tokoh yang sangat berkilau. Akan tetapi, di luar itu semua, pembaca sering dihadapkan pada suatu keganjalan hingga cerita itu berakhir. Beberapa pertanyaan menyeruak dalam benak pembaca. Apakah yang terjadi antara Adri, Lena, dan Wayan? Kenapa Wayan meninggalkan Lena? Sebenarnya Keenan anak siapa? Adri atau Wayan? Bagaimanakah akhir ceritanya? Apakah Keenan menikah dengan Kugy dan mengandung seorang anak? Atau mereka belum menikah tetapi sudah mengandung seorang anak? Bagaimanakah yang terjadi pada sosok Wanda, Remi, Luhde, Eko, dan Nani? Kemanakah mereka pergi? Dee tidak memberikan kesempatan bagi pembaca untuk mengetahui keberadaan mereka dan kisah di masa lalu. Walaupun hal ini baik karena Dee tidak terlalu tenggelam dalam masa lalu, tetapi setidaknya diceritakan secara jelas bagaimana sebenarnya konflik yang terjadi antara Adri, Lena, dan Wayan? Selain itu, terdapat beberapa istilah-istilah asing yang membuat buntu pembaca untuk mencerna, apakah arti kata ini, apakah arti kata itu? dan seterusnya. Di akhir cerita, mungkin memang terkesan “dipaksakan” agar Kugy dan Keenan bertemu karena terlihat sekali pada perubahan sikap Remi dan Luhde yang langsung merelakan kepergian Kugy dan Keenan.
Secara keseluruhan, novel Perahu Kertas dapat dibaca oleh hampir seluruh kalangan, meliputi remaja hingga dewasa maupun lansia karena mengandung nilai edukatif yang tinggi. Selain itu, novel ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi para pembaca mengenai sosok pemimpi yang tidak gentar menggapai impiannya dan sosok-sosok bijak lainnya yang diterangkan dalam novel ini. Perahu Kertas mengajarkan bagaimana cara bersikap dalam menghadapi segala impian dan masalah yang ada di sekitar kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar