Rabu, 20 Agustus 2014

Kau Hanya Tidak Mengetahui

Mengambil keputusan untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang kusenangi bukanlah hal yang mudah. Bukan pula untuk waktu waktu yang telah kualami bersamamu dan dia. Akan tetapi, tubuh ini ternyata memang terlalu rentan. Ia takkuat menahan benturan-benturan dingin yang terus merembes masuk ke sela pori di dalam tubuh. Butuh beberapa minggu untukku katakan padamu di siang itu. Mungkin Allah tidak mengkehendaki diriku yang seperti ini. Berbagai cara Ia berikan untuk menghambat kepergianku menemuinya. Keadaan diri, gejala alam, waktu malam, hingga akhirnya Kau pun diam dan melepaskan. Siang itu, di sudut ruangan kau sedang mengerjakan apa yang biasa kaukerjakan. Ramai. Terlalu bising. Sempat kupasrahkan diri dan menyerah. "Mungkin tidak saat ini", sempat terpikir olehku. Akhirnya, dengan gelisah aku mengetuk pintu. Kukatakan, aku hendak berhenti. Alangkah beratnya hati ini hingga deraian air mata membuatku malu. Ternyata aku takmampu. Diberikanlah dispensasi padaku. Hanya beberapa bulan untuk menyembuhkan tubuh yang taklagi muda. Aku berpesan, "Jangan beritahu mereka mengenai alasan utamaku". Tersebarlah alasan palsu yang ternyata malah menyakitkanku. Sejak saat itu, hidupku terasa taktenang. Aku mulai gelisah dengan perasaan yang luluh lantah. Apakah yang ada di benak mereka? Mengapa aku memutuskan seperti ini? Ah, memuakkan! Aku muak dengan segala kebisingan yang merusak gendang telingaku! Kau tidak mengetahui apa-apa! Kau tidak mengetahui apa yang kau bicarakan! Kau tidak mengetahui bagaimana rasanya penderitaan yang kualami. Kau hanya melihat tanpa hati. Kau hanya menilai tanpa bukti. Sudah berbulan-bulan aku meninggalkan rutinitasku yang dulu--sampai aku kembali kelak--entak kapan. Kini aku mulai tenang. Aku mulai sadar. Aku terlalu banyak memikirkan diriku di mata orang lain tanpa memikirkan diriku di mataku sendiri. Aku tidaklah salah. Aku tidaklah berbohong. Aku bukanlah pengecut. Aku bukanlah pengumbar masalah. Aku hanya perempuan biasa dengan tubuh yang taklagi muda. hanya kau yang tidak mengetahui. Mungkin kelak kau akan tahu. Atau tidak sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar