Aku terlahir sebagai perempuan dengan segala kekurangan yang terlalu lama mengendap dalam diri. Kini aku mencoba berbagi atas segala kisah yang sempat hinggap dan takkunjung pergi ataupun yang hanya bersinggah kemudian berlalu.
Rabu, 20 Agustus 2014
SURAT
A. MENGANALISIS SURAT
1. SURAT DINAS
2. KLASIFIKASI BAGIAN-BAGIAN SURAT DINAS
3. ANALISIS BAGIAN-BAGIAN SURAT DINAS
Surat di atas termasuk ke dalam surat dinas dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang mengenai Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan. Seperti halnya surat dinas lainnya, surat di atas terdiri atas kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran surat, perihal surat, alamat tujuan, paragraf pembuka, paragraf isi surat, paragraf penutup, jabatan, nama lengkap, tembusan, nomor induk pegawai, dan paraf atau tanda tangan pembuat surat.
Kesalahan dalam penulisan surat sering sekali terjadi. Begitu pula yang terjadi pada surat di atas. Kesalahan-kesalahan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
a) Kesalahan Penulisan Kepala Surat
Kepala Surat adalah identitas surat mengenai nama kantor, alamat, nomor telepon (apabila ada), nomor kotak pos (apabila ada); nama kantor cabang, nama bankir, bidang usaha, dan lambang instansi yang bersangkutan. Dengan adanya kepala surat memudahkan penerima surat untuk mengetahui secara cepat nama dan alamat pengirim surat.
Beberapa kesalahan penulisan kepala surat di atas terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Jalan Patimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7203371 Fax. 7203371
Kesalahan yang terjadi pada kepala surat di atas terlihat pada kata Kebayoran Baru – Jakarta Selatan. Seharusnya, pembatas unsur alamat tersebut menggunakan huruf koma, bukan tanda hubung seperti itu. Kesalahan selanjutnya terlihat pada kata Telp. Seharusnya, kata Telp ditulis lengkap menjadi Telepon, bukan Telp.
Bentuk Baku
Jalan Patimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon (021) 7203371 Fax. 7203371
b) Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat menyatakan waktu penulisan surat. Pada surat di atas terjadi kesalahan dalam penulisan tanggal surat. Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Jakarta, 4 November 2008
Kesalahan yang terjadi dalam penulisan tanggal surat terlihat pada penggunaan nama kota, yakni Jakarta sebelum penulisan tanggal. Padahal, nama kota tidak perlu dituliskan kembali karena sudah tertera dalam kop/kepala surat. Penulisan tanggal surat tidak perlu didahului oleh nama tempat/kota jika nama kota telah tercantum pada kop/kepala surat (Tim Edukatif, 2006: 28). Pernyataan tersebut semakin memperkuat kesalahan yang terjadi dalam penulisan tanggal surat di atas. Penulisan tanggal surat yang seharusnya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
4 November 2008
c) Kesalahan Penulisan Nomor Surat
Kesalahan yang ditemukan dalam penulisan nomor surat di atas sebagai berikut:
Bentuk Salah
Nomor : UM .01 . 03-Dr/203
Kesalahan yang terjadi pada penulisan nomor surat di atas adalah penggunaan tanda spasi sebelum dan sesudah tanda titik. Perhatikan penulisan yang benar di bawah ini.
Bentuk Baku
Nomor : UM.01.03-Dr/203
d) Kesalahan Penulisan Lampiran Surat
Lampiran surat adalah sesuatu yang melengkapi sebuah surat, misalnya jadwal, makalah, brosur, biodata, atau dokumen lainnya. Penulisan lampiran memungkinkan penerima surat mengetahui sejak awal adanya sesuatu yang disertakan bersama surat itu (Suparno dan Mohamad Yunus, 2006: 6.33).
Terkadang penulis surat sering “memaksakan diri” menuliskan kata Lampiran, sedangkan pada kenyataannya tidak ada yang akan dilampirkan. Hal itu juga terjadi dalam penulisan lampiran surat di atas. Surat di atas tidak memiliki lampiran sehingga ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) atau yang berarti juga (0). Padahal, apabila tidak ada berkas yang hendak dilampirkan, tidak perlu menuliskan lampiran. Jadi, kata lampiran tidak perlu dicantumkan dan penulisan langsung meloncat ke bagian Perihal Surat.
e) Kesalahan Peletakan Perihal Surat
Perihal mencantumkan pokok atau inti persoalan yang akan disampaikan dalam sebuah surat dinas (Suparno dan Mohamad Yunus, 2006: 6.34). Bagian ini hendaknya ditulis secara ringkas dengan bahasa yang tepat dan jelas. Kesalahan selanjutnya yang terjadi pada surat di atas tidaklah menyangkut penulisan bagian Perihal, melainkan mengenai peletakan bagian Perihal itu sendiri. Pada penulisan perihal surat di atas, kata perihal ditulis setelah alamat yang dituju. Padahal, sesuai dengan aturan yang berlaku, Perihal Surat diletakkan setelah nomor surat dan lampiran surat (apabila ada).
f) Kesalahan Penulisan Alamat Surat
Alamat bagian dalam surat digunakan sebagai petunjuk langsung orang yang harus menerima surat. Kesalahan dalam penulisan alamat surat dapat terlihat di bawah ini.
Bentuk Salah
Kepada Yth. :
Tim Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan
Surakarta
Kesalahan yang terjadi dalam penulisan alamat surat di atas terlihat pada penggunaan kata Kepada sebelum kata Yth., Sesuai dengan peraturan yang berlaku, alamat surat tidak perlu diawali dengan Kepada, tetapi cukup dituliskan Yth. Atau Yang Terhormat. Hal itu terjadi karena tanpa dituliskan kata Kepada pun, alamat yang tertera dalam surat itu memang alamat yang dituju. Kesalahan lain terlihat pada penggunaan tanda titik dua setelah kata Yth., Seharusnya, penulisan alamat surat tidak diikuti oleh tanda baca apa pun. Selain itu, terjadi kesalahan pada penulisan kata Jalan. Pada surat di atas, kata Jalan disingkat menjadi Jl. Padahal, seharusnya tidak boleh disingkat dan ditulis lengkap.
Bentuk Baku
Yth.Tim Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan
Surakarta
g) Salam Pembuka
Pencantuman salam pembuka seperti halnya salam penutup, tidaklah wajib (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.37). Seperti yang terlihat dalam surat di atas, tidak terdapat salam pembuka dan langsung masuk ke isi surat. Hal itu tidaklah disalahkan karena memang sifatnya yang tidak wajib. Akan tetapi, keberadaan salam pembuka memang biasanya selalu digunakan oleh penulis surat karena salam pembuka merupakan sapaan hormat penulis surat sebelum dia mengemukakan persoalannya.
h) Penggunaan Kalimat Tidak Efektif dalam Paragraf Pembuka
Kalimat yang digunakan dalam paragraf pembuka ini terkesan rancu atau ambigu. Hal itu terlihat pada kutipan surat di bawah ini.
“Dengan telah terselesaikannya evaluasi dan penilaian terhadap hasil karya peserta sayembara oleh tim juri, kami beritahukan dengan hormat bahwa sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan :”
Paragraf pembuka yang efektif biasanya diawali dengan kalimat Dengan ini kami beritahukan bahwa, Dengan ini kami mengundang, dan sebagainya. Selain itu, paragraf di atas juga terkesan boros kata dan terlalu bertele-tele. Hal itu terlihat pada penggunaan Dengan telah terselesaikannya evaluasi dan penilaian terhadap hasil karya peserta sayembara oleh tim juri. Seharusnya pernyataan tersebut tidak perlu dituliskan karena pada pernyataan selanjutnya disebutkan kembali mengenai sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan. Kesalahan lainnya terlihat pada penggunaan dengan hormat dalam paragraf pembuka. Padahal, kata dengan hormat dapat dijadikan sebagai salam pembuka sehingga surat di atas terkesan lebih sopan. Pada paragraf pembuka di atas menggunakan tanda spasi sebelum tanda titik dua. Hal tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku yang menyatakan bahwa tidak ada spasi sebelum tanda titik dua. Penulisan paragraf pembuka yang tepat adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Dengan hormat,
Dengan ini kami beritahukan bahwa sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan:
i) Paragraf Isi Surat
Bagian ini adalah pokok persoalan yang memuat pesan yang akan disampaikan oleh penulis surat. Oleh karena itu, pada bagian ini harus menggunakan bahasa yang jelas, lugas, sopan, dan mudah dipahami oleh pembaca. Kesalahan yang terjadi pada penulisan isi surat di atas terlihat pada paragraf pertama dan paragraf kedua yang menggunakan tanda spasi sebelum titik dua. Padahal tanda spasi tidak digunakan sebelum tanda titik dua. Pada paragraf tiga, terlihat kesalahan dalam penulisan bahasa asing. “Word Town Planning Day” adalah bahasa asing, seharusnya menggunakan tanda miring dalam menuliskannya. Masih dalam paragraf yang sama, terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda spasi setelah dan sebelum tanda miring. Seharusnya, tanda spasi tidak digunakan sebelum maupun sesudah tanda miring.
j) Kesalahan Penulisan Paragraf Penutup
Bagian ini menyatakan bahwa persoalan surat telah selesai. Pada bagian ini, biasanya berisi harapan dan ucapan terima kasih dari penulis surat. Kesalahan yang terjadi pada bagian penutup di atas terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Demikian disampaikan, atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih.
Penggunaan–nya pada kata partisipasinya tidaklah tepat. Bentuk –nya menunjuk pada orang ketiga, yakni nya, dia, atau ia. Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan objek atau sasaran penerima ucapan terima kasih tersebut. Siapakah yang berpartisipasi? Hal itulah yang akan dipertanyakan. Oleh karena itu, dapat digunakan kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara untuk mengucapkan terima kasih pada penerima surat. Selain itu, pemilihan kata diucapkan tidaklah tepat karena menyimpang dari aturan kaidah kebahasaan. Seharusnya, penulis surat menggunakan kata ucapkan. Kata ucapkan akan menjadi ambigu apabila tidak ditambahkan kata saya di depannya yang menyatakan bahwa saya yang berterima kasih. Kesalahan selanjutnya terlihat pada tidak digunakannya tanda koma antara kata partisipasinya dan diucapkan. Untuk menghindari kesalahpahaman, seharusnya digunakan tanda koma di antara dua kata tersebut. Penulisan paragraf penutup yang benar adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Demikian disampaikan, atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih.
k) Salam Penutup
Seperti halnya salam pembuka, pemakaian salam penutup juga sifatnya tidak wajib (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.41). Salam penutup yang biasa digunakan adalah Wassalam, Salam hormat, Hormat kami, dan sejenisnya. Surat dinas di atas tidak menggunakan salam penutup. Hal tersebut tidaklah disalahkan mengingat keberadaan salam penutup yang memang tidak wajib.
l) Jabatan, Tanda Tangan, Cap, Nama Terang, dan NIP bagi Surat Resmi Pemerintah
Sebuah surat resmi atau dinas di Indonesia khususnya, dianggap sah jika ditanda-tangani oleh orang yang namanya tercantum sebagai pengirim surat (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.41). Penulisan surat dinas di atas hampir sepenuhnya memenuhi kriteria penulisan akhir surat dinas, yakni adanya jabatan, tanda tangan, cap, nama terang, dan NIP penulis surat.
m) Kesalahan Penulisan Tembusan
Penulisan kata Tembusan: cukup efektif dibandingkan dengan Tembusan disampaikan kepada: Selain itu, dalam rincian tembusan orang mencantumkan sebagai laporan. Tambahan itu tidak diperlukan karena tanpa embel-embel tersebut, yang ditembusi surat sudah mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Kesalahan penulisan tembusan terlihat di bawah ini.
Bentuk Salah
Tembusan disampaikan Kepada Yth :
1. Bapak Menteri Pekerjaan Umum (sebagai laporan)
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
3. Para Direktur di lingkungan Ditjen. Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
Penulisannya seharusnya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Tembusan:
1. Bapak Menteri Pekerjaan Umum
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
3. Para Direktur di lingkungan Ditjen. Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
DAFTAR PUSTAKA
Suparno dan Mohamad Yunus. 2006. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
4. SURAT LAMARAN PEKERJAAN
5. KLASIFIKASI BAGIAN-BAGIAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN
6. ANALISIS BAGIAN-BAGIAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Surat di atas merupakan contoh surat lamaran pekerjaan. Surat lamaran pekerjaan ini termasuk ke dalam surat pribadi yang ditulis oleh seseorang untuk suatu organisasi/instansi tertentu. Bahasa yang digunakan dalam penulisan surat lamaran pekerjaan haruslah resmi. Berbeda dengan sistematika penulisan surat dinas, surat pribadi tidak mencantumkan kepala surat, dan nomor surat.
a) Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat ditempatkan di sebelah kanan atas atau dapat pula diletakkan di bagian kanan bawah, di antara paragraf penutup dan salam penutup. Penulisan tanggal dalam surat ini mengikuti aturan yang kedua, yakni ditulis di bagian kanan bawah surat di antara paragraf penutup dan salam penutup. Dalam penulisan tanggal dengan angka satu (1) sampai sembilan (9), tidak diperlukan angka nol di awal penulisan. Kesalahan penulisan itu terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Malang, 05 Mei 2009
Seharusnya, angka nol (0) tidak perlu dituliskan melainkan langsung menulis angka lima (5). Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Malang, 5 Mei 2009
b) Lampiran Surat
Lampiran dimaksudkan sebagai tambahan yang diikutsertakan dalam surat, seperti fotokopi ijazah, foto, dan lain-lain. Pada surat lamaran pekerjaan di atas, tidak terdapat bagian Lampiran. Padahal, di dalamnya menyertakan dokumen-dokumen tambahan, seperti foto copy ijazah, daftar riwayat hidup, dan lain-lain yang seharusnya termasuk ke dalam Lampiran. Seharusnya, dengan adanya dokumen-dokumen yang disertakan bersama surat, maka lampiran harus dituliskan sesuai dengan jumlah dokumen yang ada.
c) Kesalahan dalam Penulisan Perihal Surat
Perihal surat merupakan inti persoalan surat mengenai sesuatu. Penulisan Perihal Surat diletakkan setelah penulisan Tanggal Surat, dan Lampiran. Selain itu, penulisan kata Perihal tidak boleh disingkat dan harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan mudah dipahami. Kesalahan yang terjadi pada surat di atas adalah Perihal Surat diletakkan setelah penulisan Alamat Surat. Kesalahan selanjutnya adalah penyingkatan kata Perihal menjadi Hal. Selain itu, penulisan Perihal Surat diberikan tanda tebal (bold) dan digarisbawahi. Hal itu terlalu berlebihan. Seharusnya, penulisan Perihal Surat tidak perlu ditebalkan maupun digarisbawahi.
d) Kesalahan dalam Penulisan Alamat Surat
Alamat surat ditujukan oleh penulis surat untuk penerima surat, dalam hal ini adalah instansi tertentu. Kesalahan yang terjadi dalam penulisan alamat surat dapat terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Kepada
Yth. Kepala Personalia
CV. ANACOM
Jl. Sumbersari no. 82
Malang
Kesalahan pertama yang terjadi dalam penulisan alamat di atas adalah pada kata Kepada. Alamat surat tidak perlu diawali dengan kata Kepada karena tanpa menggunakan kata tersebut, alamat itu memang ditujukan untuk seseorang atau instansi tertentu. Kesalahan kedua terletak pada pemisahan kata Yth. Kepala Personalia dengan CV. ANACOM. Seharusnya kedua bagian tersebut digabungkan saja karena merujuk pada hal yang sama, yakni Kepala Personalia dari CV. ANACOM. Yang ketiga, penulisan kata ANACOM tidak perlu huruf kapital seluruhnya, cukup huruf awal saja yang kapital.Yang keempat, kata CV. ANACOM tidak perlu ditulis tebal, melainkan ditulis normal seperti biasa. Kesalahan selanjutnya adalah penulisan kata Jalan dan Nomor. Kata Jalan tidak boleh disingkat menjadi Jl, tetapi harus ditulis lengkap menjadi Jalan. Apabila ingin menuliskan kata Nomor menjadi singkatan, harus diawali dengan hurus kapital. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Yth. Kepala Personalia CV. Anacom
Jalan Sumbersari No. 82
Malang
e) Salam Pembuka
Penggunaan Salam Pembuka dimaksudkan agar pesan yang hendak disampaikan terkesan sopan dan hormat. Pada surat lamaran pekerjaan di atas, Salam Pembuka yang digunakan adalah kata Dengan hormat dan diikuti dengan tanda koma, ditulis di margin kiri, dan tidak menjorok ke dalam sebagai alinea baru. Secara keseluruhan, penulisan Salam Pembuka sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
f) Isi Surat
Secara umum, bagian isi surat terdiri atas bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup (Tim Edukatif, 2006: 53). Tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas, dalam surat lamaran pekerjaan bagian isi surat (tubuh surat) terdiri atas bagian pembukaan berupa referensi, bagian isi, dan bagian penutup yang berisi harapan dan ucapan terima kasih (Tukan, 2007: 13). Pada surat lamaran pekerjaan di atas, bagian-bagian tersebut telah terpenuhi.
Pada bagian pembuka berupa referensi identitas pelamar, terjadi kesalahan dalam penulisan kata Nama, Tempat, Tanggal Lahir, Usia, Pendidikan Terakhir, Alamat Asal, Domisili, dan Telepon. Seharusnya, kata-kata tersebut tidak perlu diawali dengan huruf kapital, tetapi menggunakan huruf kecil. Selain itu, penulisan Nur Huda tidak perlu ditebalkan, melainkan ditulis dengan huruf normal seperti biasa. Kesalahan selanjutnya terlihat di identitas pelamar pada bagian tanggal lahir, yakni penulisan angka 5 (lima), menjadi angka 0 (nol) yang diikuti angka 5 (lima), seharusnya ditulis 5 (lima) saja. Kesalahan lainnya terlihat pada bagian alamat pelamar yang menggunakan tanda baca titik di akhir kalimat. Seharusnya tidak perlu diakhiri dengan tanda baca titik. Pada bagian domisili terjadi kesalahan dalam penulisan kata Jalan yang disingkat menjadi Jl. Seharusnya ditulis lengkap menjadi Jalan.
Pada bagian inti, terjadi kesalahan dalam penulisan nama media cetak, yakni Jawa Pos. Seharusnya, nama media cetak tersebut ditulis dengan huruf cetak miring karena menunjukkan nama koran. Selain itu, ditemukan kesalahan lain dalam hal penulisan kata di antaranya menjadi diantaranya. Kata di pada kata di antaranya merupakan preposisi sehingga penulisannya tidak boleh serangkai, melainkan dipisah. Kesalahan selanjutnya adalah penulisan istilah-istilah asing tanpa dicetak miring, seperti penulisan istilah microsoft word, power point, browsing, dan lain-lain. Seharusnya, istilah-istilah asing tersebut ditulis dengan cetak miring. Selain itu, terjadi kesalahan yang terdapat dalam berkas-berkas yang dilampirkan oleh pelamar. Kesalahan tersebut terlihat pada penulisan kata Fotokopi menjadi Foto Copy. Padahal, kata Foto copy sudah memiliki padanannya dalam bahasa Indonesia. Seharusnya kata yang digunakan adalah Fotokopi, bukan Foto Copy yang bersifat setengah bahasa Indonesia pada kata Foto dan setengah bahasa asing pada kata Copy. Kesalahan selanjutnya terlihat dalam penulisan jumlah foto, yakni Foto ukuran 3 x 4 = 2 lembar. Pernyataan tersebut bersifat rancu atau ambigu karena 3 kali 4 sama dengan 12, bukan 2. Penulisan yang benar seharusnya adalah 3 x 4 dua lembar. Selain itu, di antara angka 3 kali (x) 4, tidak perlu diberikan spasi.
Kesalahan yang ditemukan pada bagian penutup terlihat pada kalimat Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Penggunaan kata –nya menimbulkan ketidakjelasan siapa sasaran ucapan terima kasih tersebut. Hal itu terjadi karena kata ¬–nya menunjukkan orang ketiga yang menandakan bahwa orang itu tidak ada, tetapi sedang dibicarakan. Hal ini bertolak belakang dengan peran penerima surat sebagai orang kedua yang akan membaca surat dan mungkin menjawab surat tersebut. Selain itu, sesudah kata Atas perhatiannya, seharusnya diikuti dengan tanda koma agar tidak menimbulkan kegandaan makna atau kesalahpahaman.
g) Salam Penutup
Tidak jauh berbeda dengan penulisan salam penutup pada surat dinas, salam penutup yang biasa digunakan dalam surat lamaran pekerjaan adalah hormat saya. Penulisan hormat saya diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma. Penulisan salam penutup dalam surat lamaran pekerjaan di atas hampir sepenuhnya memenuhi ketentuan yang berlaku. Akan tetapi, dalam penulisannya masih saja terjadi kesalahan, yakni terlihat pada kata saya yang dalam penulisannya diawali dengan huruf kapital. Seharusnya, penulisan yang baku adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Hormat saya,
h) Nama Pelamar
Nama pelamar dalam surat di atas ditulis dengan huruf kapital, ditebalkan, dan digarisbawahi. Seharusnya, nama pelamar tersebut ditulis biasa saja tanpa ditebalkan dan digarisbawahi.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII Program IPA dan IPS. Jakarta: Yudhistira.
SOAL NOMOR 1
B. MEMBUAT SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Cilegon, 5 November 2012
Lampiran : Satu berkas
Perihal : Permohonan pekerjaan
Yth. Pimpinan Personalia Matahari Departemen Store
Jalan Sastradikarta No. 12
Cilegon
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Agustia Afriyani
tempat/tanggal lahir : Serang, 29 Agustus 1992
alamat : Link. Sukadamai RT 03 RW 07 Ds. Panggung
Rawi, Kec. Jombang, Kota Cilegon, Banten
agama : Islam
telepon : 089651086849
Berdasarkan informasi lowongan kerja yang saya dapatkan dari harian Radar Banten edisi Minggu, 4 November 2012, saya bermaksud mengajukan surat lamaran pekerjaan pada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Saya berumur 20 tahun, lulusan SMAN 3 Cilegon Jurusan IPA. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi, bersama surat ini saya sertakan pula berkas-berkas penting yang tertera di bawah ini.
1. Daftar Riwayat Hidup;
2. Foto berwarna ukuran 4x6 dua lembar;
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
4. Fotokopi Ijazah;
5. Fotokopi Surat Keterangan Hasil Ujian;
6. Fotokopi Kartu Tanda Pencari Kerja;
7. Fotokopi KIR Dokter;
8. Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan. Besar harapan saya agar permohonan ini dapat dikabulkan dan ditempatkan sesuai dengan pendidikan yang saya miliki. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Agustia Afriyani
KOMENTAR PENGOREKSI: FAJAR TIMUR
Surat ke-1
Kesalahan Penulisan Kepala Surat
Jalan Patimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon (021) 7203371 Fax. 7203371
Keterangan:
Nomor seharusnya ditulis lengkap “Nomor” atau tidak dicantumkan menjadi “Jalan Patimura 20”
Fax seharusnya ditulis lengkap “Faksimile”
Surat ke-2
Kesalahan dalam Penulisan Alamat Surat
Yth. Kepala Personalia CV. Anacom
Jalan Sumbersari No. 82
Malang
Keterangan:
CV tidak perlu titik karena singkatan lazim
Nomor seharusnya ditulis lengkap atau dihilangkan
Membuat Surat
Yth. Pimpinan Personalia Matahari Departemen Store
Jalan Sastradikarta No. 12
Cilegon
Keterangan:
Nomor tidak disingkat atau bila perlu dilesapkan
TANGGAPAN UNTUK PENGOREKSI
Surat Ke-1
Kesalahan dalam penulisan kepala surat yang saya anggap benar adalah dalam hal penulisan kata nomor dan faximile. Menurut saya, kata nomor dan faximile boleh disingkat menjadi No. dan Fax. Akan tetapi, tidak demikian dengan Fajar. Menurut Fajar, penulisan yang benar adalah nomor dan faximile tanpa disingkat. Pada mulanya saya merasa bahwa penulisan kata nomor dan faximile sebenarnya boleh disingkat, karena untuk mempermudah dan mempersingkat isi surat. Akan tetapi, setelah membaca modul Keterampilan Dasar Menulis (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.31), saya pun setuju dengan pernyataan Fajar. Dalam modul itu menyatakan bahwa “unsur-unsur yang terdapat di dalam kepala surat ialah: a. logo atau lambang instansi organisasi atau perusahaan; b. nama kantor instansi organisasi perusahaan; c. alamat kantor; d. nomor kotak pos (Po Box) dan kode pos; dan e. nomor telepon dan faksimile (bila ada)”. Dalam penulisan tersebut, kata faksimile tidak disingkat dan memang pada contoh surat di bawah pernyataan tersebut, kata nomor dan faksimile tidak disingkat.
Surat Ke-2
Kesalahan dalam penulisan alamat surat yang saya anggap benar adalah dalam hal penulisan singkatan CV. Dalam perbaikan yang saya anggap benar, saya menyatakan bahwa penulisan CV. adalah benar. Hal itu diperbaiki oleh Fajar. Menurut Fajar, penulisan CV. tidak menggunakan tanda baca titik. Hal itu memang benar. Setelah saya membaca buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, saya setuju dengan Fajar. Saya telah melakukan kekeliruan dalam penulisan CV. CV merupakan singkatan. Sama halnya dengan PT, memang penulisan yang baku adalah menuliskan CV tanpa tanda baca titik.
Kesalahan selanjutnya yang telah saya lakukan adalah dalam hal penulisan kata nomor. Sama halnya dengan penjelasan saya di atas, bahwa saya telah melakukan kesalahan dalam hal penulisan kata nomor. Seharusnya kata nomor tidak boleh disingkat menjadi No.
Membuat Surat
Pada bagian membuat surat, saya memilih untuk membuat surat lamaran pekerjaan. Menurut Fajar, hampir keseluruhan penulisan surat yang telah saya buat sudah benar. Akan tetapi, kesalahan yang sama terulang lagi, yakni dalam hal penulisan nomor. Seharusnya tidak disingkat, melainkan ditulis lengkap.
SUMBER RUJUKAN
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
Suparno dan Mohammad Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
PERBAIKAN
SOAL NOMOR 1:
A. MENGANALISIS SURAT
1. SURAT DINAS
2. KLASIFIKASI BAGIAN-BAGIAN SURAT DINAS
3. ANALISIS BAGIAN-BAGIAN SURAT DINAS
Surat di atas termasuk ke dalam surat dinas dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang mengenai Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan. Seperti halnya surat dinas lainnya, surat di atas terdiri atas kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran surat, perihal surat, alamat tujuan, paragraf pembuka, paragraf isi surat, paragraf penutup, jabatan, nama lengkap, tembusan, nomor induk pegawai, dan paraf atau tanda tangan pembuat surat.
Kesalahan dalam penulisan surat sering sekali terjadi. Begitu pula yang terjadi pada surat di atas. Kesalahan-kesalahan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
a) Kesalahan Penulisan Kepala Surat
Kepala Surat adalah identitas surat mengenai nama kantor, alamat, nomor telepon (apabila ada), nomor kotak pos (apabila ada); nama kantor cabang, nama bankir, bidang usaha, dan lambang instansi yang bersangkutan. Dengan adanya kepala surat memudahkan penerima surat untuk mengetahui secara cepat nama dan alamat pengirim surat.
Beberapa kesalahan penulisan kepala surat di atas terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Jalan Patimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7203371 Fax. 7203371
Kesalahan yang terjadi pada kepala surat di atas terlihat pada kata Kebayoran Baru – Jakarta Selatan. Seharusnya, pembatas unsur alamat tersebut menggunakan huruf koma, bukan tanda hubung seperti itu. Kesalahan selanjutnya terlihat pada kata No. dan Telp. Seharusnya, kata No. dan Telp ditulis lengkap menjadi Nomor dan Telepon, bukan No. dan Telp. Selain itu, penulisan Fax. tidak boleh disingkat, melainkan harus ditulis lengkap seperti halnya penulisan nomor dan telepon. Jadi, penulisan Fax. yang benar adalah faksimile.
Bentuk Baku
Jalan Patimura Nomor 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon (021) 7203371 Faksimile 7203371
b) Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat menyatakan waktu penulisan surat. Pada surat di atas terjadi kesalahan dalam penulisan tanggal surat. Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Jakarta, 4 November 2008
Kesalahan yang terjadi dalam penulisan tanggal surat terlihat pada penggunaan nama kota, yakni Jakarta sebelum penulisan tanggal. Padahal, nama kota tidak perlu dituliskan kembali karena sudah tertera dalam kop/kepala surat. Penulisan tanggal surat tidak perlu didahului oleh nama tempat/kota jika nama kota telah tercantum pada kop/kepala surat (Tim Edukatif, 2006: 28). Pernyataan tersebut semakin memperkuat kesalahan yang terjadi dalam penulisan tanggal surat di atas. Penulisan tanggal surat yang seharusnya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
4 November 2008
c) Kesalahan Penulisan Nomor Surat
Kesalahan yang ditemukan dalam penulisan nomor surat di atas sebagai berikut:
Bentuk Salah
Nomor : UM .01 . 03-Dr/203
Kesalahan yang terjadi pada penulisan nomor surat di atas adalah penggunaan tanda spasi sebelum dan sesudah tanda titik. Perhatikan penulisan yang benar di bawah ini.
Bentuk Baku
Nomor : UM.01.03-Dr/203
d) Kesalahan Penulisan Lampiran Surat
Lampiran surat adalah sesuatu yang melengkapi sebuah surat, misalnya jadwal, makalah, brosur, biodata, atau dokumen lainnya. Penulisan lampiran memungkinkan penerima surat mengetahui sejak awal adanya sesuatu yang disertakan bersama surat itu (Suparno dan Mohamad Yunus, 2006: 6.33).
Terkadang penulis surat sering “memaksakan diri” menuliskan kata Lampiran, sedangkan pada kenyataannya tidak ada yang akan dilampirkan. Hal itu juga terjadi dalam penulisan lampiran surat di atas. Surat di atas tidak memiliki lampiran sehingga ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) atau yang berarti juga (0). Padahal, apabila tidak ada berkas yang hendak dilampirkan, tidak perlu menuliskan lampiran. Jadi, kata lampiran tidak perlu dicantumkan dan penulisan langsung meloncat ke bagian Perihal Surat.
e) Kesalahan Peletakan Perihal Surat
Perihal mencantumkan pokok atau inti persoalan yang akan disampaikan dalam sebuah surat dinas (Suparno dan Mohamad Yunus, 2006: 6.34). Bagian ini hendaknya ditulis secara ringkas dengan bahasa yang tepat dan jelas. Kesalahan selanjutnya yang terjadi pada surat di atas tidaklah menyangkut penulisan bagian Perihal, melainkan mengenai peletakan bagian Perihal itu sendiri. Pada penulisan perihal surat di atas, kata perihal ditulis setelah alamat yang dituju. Padahal, sesuai dengan aturan yang berlaku, Perihal Surat diletakkan setelah nomor surat dan lampiran surat (apabila ada).
f) Kesalahan Penulisan Alamat Surat
Alamat bagian dalam surat digunakan sebagai petunjuk langsung orang yang harus menerima surat. Kesalahan dalam penulisan alamat surat dapat terlihat di bawah ini.
Bentuk Salah
Kepada Yth. :
Tim Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan
Surakarta
Kesalahan yang terjadi dalam penulisan alamat surat di atas terlihat pada penggunaan kata Kepada sebelum kata Yth., Sesuai dengan peraturan yang berlaku, alamat surat tidak perlu diawali dengan Kepada, tetapi cukup dituliskan Yth. Atau Yang Terhormat. Hal itu terjadi karena tanpa dituliskan kata Kepada pun, alamat yang tertera dalam surat itu memang alamat yang dituju. Kesalahan lain terlihat pada penggunaan tanda titik dua setelah kata Yth., Seharusnya, penulisan alamat surat tidak diikuti oleh tanda baca apa pun. Selain itu, terjadi kesalahan pada penulisan kata Jalan. Pada surat di atas, kata Jalan disingkat menjadi Jl. Padahal, seharusnya tidak boleh disingkat dan ditulis lengkap.
Bentuk Baku
Yth.Tim Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan
Surakarta
g) Salam Pembuka
Pencantuman salam pembuka seperti halnya salam penutup, tidaklah wajib (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.37). Seperti yang terlihat dalam surat di atas, tidak terdapat salam pembuka dan langsung masuk ke isi surat. Hal itu tidaklah disalahkan karena memang sifatnya yang tidak wajib. Akan tetapi, keberadaan salam pembuka memang biasanya selalu digunakan oleh penulis surat karena salam pembuka merupakan sapaan hormat penulis surat sebelum dia mengemukakan persoalannya.
h) Penggunaan Kalimat Tidak Efektif dalam Paragraf Pembuka
Kalimat yang digunakan dalam paragraf pembuka ini terkesan rancu atau ambigu. Hal itu terlihat pada kutipan surat di bawah ini.
“Dengan telah terselesaikannya evaluasi dan penilaian terhadap hasil karya peserta sayembara oleh tim juri, kami beritahukan dengan hormat bahwa sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan :”
Paragraf pembuka yang efektif biasanya diawali dengan kalimat Dengan ini kami beritahukan bahwa, Dengan ini kami mengundang, dan sebagainya. Selain itu, paragraf di atas juga terkesan boros kata dan terlalu bertele-tele. Hal itu terlihat pada penggunaan Dengan telah terselesaikannya evaluasi dan penilaian terhadap hasil karya peserta sayembara oleh tim juri. Seharusnya pernyataan tersebut tidak perlu dituliskan karena pada pernyataan selanjutnya disebutkan kembali mengenai sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan. Kesalahan lainnya terlihat pada penggunaan dengan hormat dalam paragraf pembuka. Padahal, kata dengan hormat dapat dijadikan sebagai salam pembuka sehingga surat di atas terkesan lebih sopan. Pada paragraf pembuka di atas menggunakan tanda spasi sebelum tanda titik dua. Hal tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku yang menyatakan bahwa tidak ada spasi sebelum tanda titik dua. Penulisan paragraf pembuka yang tepat adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Dengan hormat,
Dengan ini kami beritahukan bahwa sesuai dengan Hasil Penilaian Teknis Sayembara Desain Tata Ruang Kawasan:
i) Paragraf Isi Surat
Bagian ini adalah pokok persoalan yang memuat pesan yang akan disampaikan oleh penulis surat. Oleh karena itu, pada bagian ini harus menggunakan bahasa yang jelas, lugas, sopan, dan mudah dipahami oleh pembaca. Kesalahan yang terjadi pada penulisan isi surat di atas terlihat pada paragraf pertama dan paragraf kedua yang menggunakan tanda spasi sebelum titik dua. Padahal tanda spasi tidak digunakan sebelum tanda titik dua. Pada paragraf tiga, terlihat kesalahan dalam penulisan bahasa asing. “Word Town Planning Day” adalah bahasa asing, seharusnya menggunakan tanda miring dalam menuliskannya. Masih dalam paragraf yang sama, terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda spasi setelah dan sebelum tanda miring. Seharusnya, tanda spasi tidak digunakan sebelum maupun sesudah tanda miring.
j) Kesalahan Penulisan Paragraf Penutup
Bagian ini menyatakan bahwa persoalan surat telah selesai. Pada bagian ini, biasanya berisi harapan dan ucapan terima kasih dari penulis surat. Kesalahan yang terjadi pada bagian penutup di atas terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Demikian disampaikan, atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih.
Penggunaan–nya pada kata partisipasinya tidaklah tepat. Bentuk –nya menunjuk pada orang ketiga, yakni nya, dia, atau ia. Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan objek atau sasaran penerima ucapan terima kasih tersebut. Siapakah yang berpartisipasi? Hal itulah yang akan dipertanyakan. Oleh karena itu, dapat digunakan kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara untuk mengucapkan terima kasih pada penerima surat. Selain itu, pemilihan kata diucapkan tidaklah tepat karena menyimpang dari aturan kaidah kebahasaan. Seharusnya, penulis surat menggunakan kata ucapkan. Kata ucapkan akan menjadi ambigu apabila tidak ditambahkan kata saya di depannya yang menyatakan bahwa saya yang berterima kasih. Kesalahan selanjutnya terlihat pada tidak digunakannya tanda koma antara kata partisipasinya dan diucapkan. Untuk menghindari kesalahpahaman, seharusnya digunakan tanda koma di antara dua kata tersebut. Penulisan paragraf penutup yang benar adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Demikian disampaikan, atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih.
k) Salam Penutup
Seperti halnya salam pembuka, pemakaian salam penutup juga sifatnya tidak wajib (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.41). Salam penutup yang biasa digunakan adalah Wassalam, Salam hormat, Hormat kami, dan sejenisnya. Surat dinas di atas tidak menggunakan salam penutup. Hal tersebut tidaklah disalahkan mengingat keberadaan salam penutup yang memang tidak wajib.
l) Jabatan, Tanda Tangan, Cap, Nama Terang, dan NIP bagi Surat Resmi Pemerintah
Sebuah surat resmi atau dinas di Indonesia khususnya, dianggap sah jika ditanda-tangani oleh orang yang namanya tercantum sebagai pengirim surat (Suparno dan Mohammad Yunus, 2006: 6.41). Penulisan surat dinas di atas hampir sepenuhnya memenuhi kriteria penulisan akhir surat dinas, yakni adanya jabatan, tanda tangan, cap, nama terang, dan NIP penulis surat.
m) Kesalahan Penulisan Tembusan
Penulisan kata Tembusan: cukup efektif dibandingkan dengan Tembusan disampaikan kepada: Selain itu, dalam rincian tembusan orang mencantumkan sebagai laporan. Tambahan itu tidak diperlukan karena tanpa embel-embel tersebut, yang ditembusi surat sudah mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Kesalahan penulisan tembusan terlihat di bawah ini.
Bentuk Salah
Tembusan disampaikan Kepada Yth :
4. Bapak Menteri Pekerjaan Umum (sebagai laporan)
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
6. Para Direktur di lingkungan Ditjen. Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
Penulisannya seharusnya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Tembusan:
4. Bapak Menteri Pekerjaan Umum
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
6. Para Direktur di lingkungan Ditjen. Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum
DAFTAR PUSTAKA
Suparno dan Mohamad Yunus. 2006. Materi Pokok Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
4. SURAT LAMARAN PEKERJAAN
5. KLASIFIKASI BAGIAN-BAGIAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN
6. ANALISIS BAGIAN-BAGIAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Surat di atas merupakan contoh surat lamaran pekerjaan. Surat lamaran pekerjaan ini termasuk ke dalam surat pribadi yang ditulis oleh seseorang untuk suatu organisasi/instansi tertentu. Bahasa yang digunakan dalam penulisan surat lamaran pekerjaan haruslah resmi. Berbeda dengan sistematika penulisan surat dinas, surat pribadi tidak mencantumkan kepala surat, dan nomor surat.
a) Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat ditempatkan di sebelah kanan atas atau dapat pula diletakkan di bagian kanan bawah, di antara paragraf penutup dan salam penutup. Penulisan tanggal dalam surat ini mengikuti aturan yang kedua, yakni ditulis di bagian kanan bawah surat di antara paragraf penutup dan salam penutup. Dalam penulisan tanggal dengan angka satu (1) sampai sembilan (9), tidak diperlukan angka nol di awal penulisan. Kesalahan penulisan itu terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Malang, 05 Mei 2009
Seharusnya, angka nol (0) tidak perlu dituliskan melainkan langsung menulis angka lima (5). Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Malang, 5 Mei 2009
b) Lampiran Surat
Lampiran dimaksudkan sebagai tambahan yang diikutsertakan dalam surat, seperti fotokopi ijazah, foto, dan lain-lain. Pada surat lamaran pekerjaan di atas, tidak terdapat bagian Lampiran. Padahal, di dalamnya menyertakan dokumen-dokumen tambahan, seperti foto copy ijazah, daftar riwayat hidup, dan lain-lain yang seharusnya termasuk ke dalam Lampiran. Seharusnya, dengan adanya dokumen-dokumen yang disertakan bersama surat, maka lampiran harus dituliskan sesuai dengan jumlah dokumen yang ada.
c) Kesalahan dalam Penulisan Perihal Surat
Perihal surat merupakan inti persoalan surat mengenai sesuatu. Penulisan Perihal Surat diletakkan setelah penulisan Tanggal Surat, dan Lampiran. Selain itu, penulisan kata Perihal tidak boleh disingkat dan harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan mudah dipahami. Kesalahan yang terjadi pada surat di atas adalah Perihal Surat diletakkan setelah penulisan Alamat Surat. Kesalahan selanjutnya adalah penyingkatan kata Perihal menjadi Hal. Selain itu, penulisan Perihal Surat diberikan tanda tebal (bold) dan digarisbawahi. Hal itu terlalu berlebihan. Seharusnya, penulisan Perihal Surat tidak perlu ditebalkan maupun digarisbawahi.
d) Kesalahan dalam Penulisan Alamat Surat
Alamat surat ditujukan oleh penulis surat untuk penerima surat, dalam hal ini adalah instansi tertentu. Kesalahan yang terjadi dalam penulisan alamat surat dapat terlihat sebagai berikut.
Bentuk Salah
Kepada
Yth. Kepala Personalia
CV. ANACOM
Jl. Sumbersari no. 82
Malang
Kesalahan pertama yang terjadi dalam penulisan alamat di atas adalah pada kata Kepada. Alamat surat tidak perlu diawali dengan kata Kepada karena tanpa menggunakan kata tersebut, alamat itu memang ditujukan untuk seseorang atau instansi tertentu. Kesalahan kedua terletak pada pemisahan kata Yth. Kepala Personalia dengan CV. ANACOM. Seharusnya kedua bagian tersebut digabungkan saja karena merujuk pada hal yang sama, yakni Kepala Personalia dari CV. ANACOM. Yang ketiga, penulisan singkatan CV tidak boleh menggunakan tanda baca titik, karena memang aturan yang berlaku menyatakan singkatan seperti CV dan PT ditulis kapital tanpa tanda baca. Selain itu, penulisan kata ANACOM tidak perlu huruf kapital seluruhnya, cukup huruf awal saja yang kapital. Kata CV. ANACOM tidak perlu ditulis tebal, melainkan ditulis normal seperti biasa. Kesalahan selanjutnya adalah penulisan kata Jalan dan Nomor. Kata Jalan dan nomor tidak boleh disingkat menjadi Jl dan No., tetapi harus ditulis lengkap menjadi Jalan dan nomor. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Yth. Kepala Personalia CV Anacom
Jalan Sumbersari Nomor 82
Malang
e) Salam Pembuka
Penggunaan Salam Pembuka dimaksudkan agar pesan yang hendak disampaikan terkesan sopan dan hormat. Pada surat lamaran pekerjaan di atas, Salam Pembuka yang digunakan adalah kata Dengan hormat dan diikuti dengan tanda koma, ditulis di margin kiri, dan tidak menjorok ke dalam sebagai alinea baru. Secara keseluruhan, penulisan Salam Pembuka sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
f) Isi Surat
Secara umum, bagian isi surat terdiri atas bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup (Tim Edukatif, 2006: 53). Tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas, dalam surat lamaran pekerjaan bagian isi surat (tubuh surat) terdiri atas bagian pembukaan berupa referensi, bagian isi, dan bagian penutup yang berisi harapan dan ucapan terima kasih (Tukan, 2007: 13). Pada surat lamaran pekerjaan di atas, bagian-bagian tersebut telah terpenuhi.
Pada bagian pembuka berupa referensi identitas pelamar, terjadi kesalahan dalam penulisan kata Nama, Tempat, Tanggal Lahir, Usia, Pendidikan Terakhir, Alamat Asal, Domisili, dan Telepon. Seharusnya, kata-kata tersebut tidak perlu diawali dengan huruf kapital, tetapi menggunakan huruf kecil. Selain itu, penulisan Nur Huda tidak perlu ditebalkan, melainkan ditulis dengan huruf normal seperti biasa. Kesalahan selanjutnya terlihat di identitas pelamar pada bagian tanggal lahir, yakni penulisan angka 5 (lima), menjadi angka 0 (nol) yang diikuti angka 5 (lima), seharusnya ditulis 5 (lima) saja. Kesalahan lainnya terlihat pada bagian alamat pelamar yang menggunakan tanda baca titik di akhir kalimat. Seharusnya tidak perlu diakhiri dengan tanda baca titik. Pada bagian domisili terjadi kesalahan dalam penulisan kata Jalan yang disingkat menjadi Jl. Seharusnya ditulis lengkap menjadi Jalan.
Pada bagian inti, terjadi kesalahan dalam penulisan nama media cetak, yakni Jawa Pos. Seharusnya, nama media cetak tersebut ditulis dengan huruf cetak miring karena menunjukkan nama koran. Selain itu, ditemukan kesalahan lain dalam hal penulisan kata di antaranya menjadi diantaranya. Kata di pada kata di antaranya merupakan preposisi sehingga penulisannya tidak boleh serangkai, melainkan dipisah. Kesalahan selanjutnya adalah penulisan istilah-istilah asing tanpa dicetak miring, seperti penulisan istilah microsoft word, power point, browsing, dan lain-lain. Seharusnya, istilah-istilah asing tersebut ditulis dengan cetak miring. Selain itu, terjadi kesalahan yang terdapat dalam berkas-berkas yang dilampirkan oleh pelamar. Kesalahan tersebut terlihat pada penulisan kata Fotokopi menjadi Foto Copy. Padahal, kata Foto copy sudah memiliki padanannya dalam bahasa Indonesia. Seharusnya kata yang digunakan adalah Fotokopi, bukan Foto Copy yang bersifat setengah bahasa Indonesia pada kata Foto dan setengah bahasa asing pada kata Copy. Kesalahan selanjutnya terlihat dalam penulisan jumlah foto, yakni Foto ukuran 3 x 4 = 2 lembar. Pernyataan tersebut bersifat rancu atau ambigu karena 3 kali 4 sama dengan 12, bukan 2. Penulisan yang benar seharusnya adalah 3 x 4 dua lembar. Selain itu, di antara angka 3 kali (x) 4, tidak perlu diberikan spasi.
Kesalahan yang ditemukan pada bagian penutup terlihat pada kalimat Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Penggunaan kata –nya menimbulkan ketidakjelasan siapa sasaran ucapan terima kasih tersebut. Hal itu terjadi karena kata ¬–nya menunjukkan orang ketiga yang menandakan bahwa orang itu tidak ada, tetapi sedang dibicarakan. Hal ini bertolak belakang dengan peran penerima surat sebagai orang kedua yang akan membaca surat dan mungkin menjawab surat tersebut. Selain itu, sesudah kata Atas perhatiannya, seharusnya diikuti dengan tanda koma agar tidak menimbulkan kegandaan makna atau kesalahpahaman.
g) Salam Penutup
Tidak jauh berbeda dengan penulisan salam penutup pada surat dinas, salam penutup yang biasa digunakan dalam surat lamaran pekerjaan adalah hormat saya. Penulisan hormat saya diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma. Penulisan salam penutup dalam surat lamaran pekerjaan di atas hampir sepenuhnya memenuhi ketentuan yang berlaku. Akan tetapi, dalam penulisannya masih saja terjadi kesalahan, yakni terlihat pada kata saya yang dalam penulisannya diawali dengan huruf kapital. Seharusnya, penulisan yang baku adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
Hormat saya,
h) Nama Pelamar
Nama pelamar dalam surat di atas ditulis dengan huruf kapital, ditebalkan, dan digarisbawahi. Seharusnya, nama pelamar tersebut ditulis biasa saja tanpa ditebalkan dan digarisbawahi.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII Program IPA dan IPS. Jakarta: Yudhistira.
SOAL NOMOR 1
B. MEMBUAT SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Cilegon, 5 November 2012
Lampiran : Satu berkas
Perihal : Permohonan pekerjaan
Yth. Pimpinan Personalia Matahari Departemen Store
Jalan Sastradikarta Nomor 12
Cilegon
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Agustia Afriyani
tempat/tanggal lahir : Serang, 29 Agustus 1992
alamat : Link. Sukadamai RT 03 RW 07 Ds. Panggung
Rawi, Kec. Jombang, Kota Cilegon, Banten
agama : Islam
telepon : 089651086849
Berdasarkan informasi lowongan kerja yang saya dapatkan dari harian Radar Banten edisi Minggu, 4 November 2012, saya bermaksud mengajukan surat lamaran pekerjaan pada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Saya berumur 20 tahun, lulusan SMAN 3 Cilegon Jurusan IPA. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi, bersama surat ini saya sertakan pula berkas-berkas penting yang tertera di bawah ini.
9. Daftar Riwayat Hidup;
10. Foto berwarna ukuran 4x6 dua lembar;
11. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
12. Fotokopi Ijazah;
13. Fotokopi Surat Keterangan Hasil Ujian;
14. Fotokopi Kartu Tanda Pencari Kerja;
15. Fotokopi KIR Dokter;
16. Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan. Besar harapan saya agar permohonan ini dapat dikabulkan dan ditempatkan sesuai dengan pendidikan yang saya miliki. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Sujati Jagat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar