Dalam Penantian

Aku mulai bercerita. Mungkin terdengar biasa, tetapi tidak bagiku. Usiaku kini berada di satu titik kemapanan seorang perempuan. Dalam penantianku menyempurnakan hidup, aku membutuhkan seorang pria yang mampu menjawab keluh-kesah dan geliat pertanyaan yang senantiasa berkelibat. Aku masih mencari jawaban dari setiap untaian doa yang kupanjatkan. Aku tidak berdiam diri. Aku pun tidak berambisi. Aku bukanlah pemilih. Layaknya butiran soal yang berjejer rapi di setiap baris dalam lembaran kertas ujian, aku sedang menyeleksi. Menyeleksi sebuah jawaban yang tepat untuk menyempurnakan soal yang kudapatkan. Biarlah orang mengatakan bahwa aku pemilih dan jual mahal! Takapa. Takmengapa. Aku tetap bergelut denganNya di atas sajadah yang kutaburkan di setiap jejak dan langkah hidupku.